Macapat Soedjatmakan Serat Sastra Gendhing Riwayat Sultan Agung ing Mataram

Macapat Soedjatmakan Serat Sastra Gendhing Riwayat Sultan Agung ing Mataram.

Macapat Soedjatmakan
Serat Sastra Gendhing
Riwayat Sultan Agung ing Mataram


Senin, 26 November 2018 jam 19.30 WIB
bertempat di Balai Soedjatmoko Solo.

Sultan Agung adalah raja terbesar Mataram Islam Dia putra dari Panembahan Sedo Ing Krapyak yang bertahta pada tahun 1601-1612. Sejak awal pemerintahannya, Sultan Agung berusaha menguasai semua bidang kepemimpinan, baik sebagai seorang negarawan maupun sebagai seorang agamawan, dengan menggunakan prinsip keagungbinataraan, Sultan Agung menjadi seorang raja yang membawahi segala bidang. Menyadari sisa-sisa kepercayaan masa lalu masih melekat dalam masyarakat, Sultan Agung memadukan unsur Islam dengan tradisi yang sudah ada sebelum Islam. Dari segi spiritual, Sultan Agung menciptakan kalender Jawa yang merupakan perpaduan dari kalender Saka dengan kalender hijriyah. Ide ini didukung oleh para ulama yang menguasai ilmu falak. Dalam bidang intelektual, Sultan Agung Hanyakrakusuma sebagai raja, sastrawan, dan seniman yang telah memberikan kontribusi yang besar pada kerajaan Mataram Islam. Ia tokoh yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap masalah bangsa dan agamanya. Salah satu sumbangsihnya adalah kitab karangannya yang berjudul Sastra Gendhing atau bisa diterjemahkan sebagai sastra lagu. Sastra Gendhing memuat berbagai petuah raja termasuk di dalamnya ajaran spiritual sultan. Karya mistik Sastra Gendhing mengajarkan tentang keselarasan lahir batin dan awal akhir. Keserasian antara jagad gumelar dengan jagad gumulung, ditinjau dari ketajaman spiritual ini, Sultan Agung mendapat gelar yang sepadan dengan wali. Sastra Gendhing adalah suatu kitab yang di dalamnya terkandung berbagai macam pokok pikiran Sultan Agung, yaitu filsafat, ajaran tentang kebijaksanaan hidup, religius, dan lain lain. Serat Sastra Gendhing termasuk dalam naskah yang sulit untuk dipahami, karena di dalamnya mengandung ajaran-ajaran yang disimbolkan dengan sastra dan gendhing. Sastra sebagai perwujudan sesuatu yang halus dan tidak terlihat, sedangkan gendhing dimaknai sebagai mediasi untuk mencapai keindahan sastra. Sastra Gendhing merupakan kitab piwulang yang di dalamnya merupakan pemahaman ajaran hidup Sultan Agung Hanyakrakusuma. Melalui riwayat hidupnya, bisa diambil kesimpulan bahwa sastra kraton yang dibuat pada masa itu adalah mencerminkan pandangan hidup kaum bangsawan yang bercampur antara unsur yang ada sebelum Islam dengan unsur-unsur Islam. Uniknya, dalam sastra gendhing ini ajaran Sultan Agung diwakilioleh simbol sastra dan simbol gendhing.


Area: