Putar Film & Diskusi Hari Keluarga Internasional

Putar Film & Diskusi Hari Keluarga Internasional

Sorot Kelir Bentara
Putar Film & Diskusi
HARI KELUARGA INTERNASIONAL

Kerjasama Bentara Budaya Solo & Solo Documentary Film Festival ( SODOC)

Pembicara Diskusi : Stave Pillar
Moderator : Olen Saddha

Rabu, 15 Mei 2019, pk 19.30 WIB
Bertempat di Balai Soedjatmoko Solo.

Jl. Slamet Riyadi 284 Solo




Keluarga merupakan narasi yang penting dalam kehidupan. Karena lingkungan keluarga menentukan optimalisasi perkembangan pribadi, penyesuaian diri, moral maupun peningkatan kapasitas diri untuk kemanusiaan. Maka dari itu bertepatan dengan hari keluarga internasional Bentara Muda dan Solo Documentary berkolaborasi membuat sebuah pemutaran bertemakan keluarga. Film yang akan diputar adalah film dokumenter Life Like Flower karya Beto Mahar Sidiq dan film Swara Kalbu karya Lita Andriyani.
Melaui film Life Like Flower ini merepresentasikan kasih sayang seorang ibu yang menjadi peranan penting dalam keluarga. Dan untuk film Swara Kalbu menceritakan tentang kekhawatiran seorang seniman karawitan dan kekhawatiwan anak terhadap orang tua yang masih menekuni profesi karawitan di masa tuanya. Melalui film ini diharapkan dapat menyampaikan rasa empati kepada penonton tentang arti pentingnya sebuah keluarga.

SINOPSIS


LIFE LIKE FLOWER

Sutradara : Beto Mahar Sidiq

Ibu dan anak, dua ikatan yang kuat. Sulit untuk dipisahkan. Bagaimanapun keadaan salah satu diantara ibu dan anak. Keduanya tetap memiliki sesuatu, yang hanya mereka yang bisa merasakan. Sebagian orang menamai ikatan itu cinta pertama anak. Sebagian bilang bahwa itu adalah belahan jiwa. Apapun sebutannya, yang tak pernah berbeda adalah bagaimana kita rela melakukan apapun untuk seseorang yang kita cintai, yang merupakan belahan jiwa kita sendiri.

SWARA KALBU
Sutradara : Lita Andiyani

Film ini bercerita tentang seorang seniwati karawitan Jawa bernama Kasi Astuti (56) dan keluarganya. Beliau menjadikan karawitan sebagai bagian dari hidupnya. Meskipun ada penentangan dari keluarga terlebih anak-anaknya karena khawatir akan kesehatan beliau yang selalu keluar malam saat latihan, namun hal itu tidak lantas membuat Ibu Kasi meninggalkan hobi sekaligus kecintaanya terhadap karawitan. Ia tetap mencintai seni karawitan sebagai hiburan dari penatnya pekerjaan. Baginya karawitan membuat jiwanya selalu merasa muda meskipun raganya telah berangsur menua.

Area: